Masjid Al-Khalil Palestina, Masjidnya Nabi Ibrahim
Umrah Plus al-Aqsa - Masjid al-Khalil (al-Haram al-Ibrahim) adalah nama sebuah masjid yang berada di kota Hebron, Palestina. Masjid ini disebut juga dengan nama Masjid Ibrahim. Kata haram yang dimaksud adalah suci seperti yang di istilahkan bagi Masjidil Haram yang berarti diharamkan untuk melakukan perbuatan yang melanggar kesuciannya.
Sementara al-Khalil merupakan gelar bagi Nabi Ibrahim a.s yang disebut khalilullah atau “kekasih Allah Swt”. Karena itulah kota Hebron dinamakan al-Khalil, di mana di dalam kompleks tersebut terdapat makam Nabi Ibrahim a.s dan keluarganya, tepat berada di bawah lantai Masjid Ibrahim (Gua Machpelah).
Berkenaan dengan pengambilan nama Ibrahim sebagai khalilullah sangat berkaitan dengan adanya sebuah ayat al-Qur’an yang artinya:
"Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Nabi Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya.” (QS. An-Nisa: 125)
Kebanyakan orang Kristen mengetahui bahwa Nabi Ibrahim adalah penyembah Allah SWT sehingga layak mendapatkan gelar khalillullah. Menurut Yahya bin Said bin al-Musayyub, ia berkata bahwa Allah Swt telah memberikan kedamaian, yaitu dengan diberikannya sebuah perintah untuk sunat. Hal ini pula yang dijadikan sebagai panutan umat setelahnya.
Di dalam Masjid Khalil (Masjid Ibrahim) ini terdapat beberapa buah cenotaph yang melambangkan masing-masing jasad yang dikubur, yaitu nabi Ibrahim dan keluarganya. Makam para nabi tersebut sebenarnya terletak di bawah lantai, tepatnya di tempat imam shalat yang bisa ditempuh melalui lubang kecil. Cenotaph bagi laki-laki yang berada dalam ruangan tersebut berbentuk segi delapan, yaitu untuk Nabi Ibrahim, Nabi Yakub, dan Nabi Ishak. Sementara untuk para wanita, cenotaph yang digunakan berbentuk segi enam.
Pada abad pertama masehi hingga akhir periode Utsmani, sejumlah penguasa, pangeran, dan sultan benar-benar mengawasi pembangunan dan perenovasian dari Masjid al-Khalil (Masjid Ibrahim). Beberapa di antaranya adalah Herodes, yang membangun Badr ad-Din Jamali dengan amir dari tentara Fatimiyyah, yaitu Salahudin al-Ayyubi.
Selanjutnya, Haram Ibrahim direnovasi kembali oleh Amir Tankaz Nasiri, wakil kesultanan di negeri ash-Sham selama periode 1312-1340 AD. Diikuti oleh amir Alam ad-Din as-Sanjar Jawali, pengawas dua haram (al-Haram asy-Syarif di Yerusalem dan Herbon).
Haram Ibrahim merupakan situs penting keempat dalam Islam setelah kota Makkah, Madinah, dan Yerusalem. Sementara di Palestina sendiri, Haram Ibrahim merupakan tempat suci kedua setelah Masjid al-Aqsa.
Haram Ibrahim terdiri dari sebuah bangunan besar berukuran 60 meter dan lebar 34 meter. Bangunan ini dikelilingi oleh tembok besar yang dibangun dari batu besar yang dipotong secara halus. Haram Ibrahim memiliki dua menara yang didesain dengan gaya Dinasti Mamluk dengan ketinggian masing-masing sekitar 15 meter dari permukaan bangunan.
Masjid al-Khalil (Masjid Ibrahim) terdiri dari halaman terbuka, kamar koridor kubah, dan gua. Bangunan ini digunakan untuk pemakaman Nabi Ibrahim a.s, Nabi Ishaq a.s, Nabi Yaqub a.s, dan istri-istrinya.
Ruang doa yang berada di sekitar makam ini memiliki ukuran panjang 28 meter dan lebar 21 meter. Haram ini memiliki tiga ruang, yaitu pertama pada bagian tengah dipakai untuk ruang doa. Ruang tersebut dulunya merupakan sebuah situs peninggalan kaum Frank pada masa periode Romawi pada 1909 M yang dipakai sebagai gereja dan akhirnya dihancurkan dan dibangun kembali menjadi Mihrab oleh Salahuddin Al-Ayyubi pada tahun 1187 M.
Mimbar Masjid al-Kalil (Masjid Ibrahim) berada di sebelah kanan tangga mihrab yang memiliki ciri khas desain periode Dinasti Fatimiyyah. Masjid al-Khalil (Masjid Ibrahim) dibangun atas perintahnya Badr ad-Din dari Ashqalan yang terletak 50 kilometer dari selatan Jaffa. Mimbar ini dianggap mimbar paling tua yang digunakan umat Islam. Meskipun demikian, kondisi mimbar masih terawat hingga kini.
Di sebelah utara Masjid al-Khalil (Masjid Ibrahim) terdapat halaman terbuka yang dikelilingi oleh kamar, sedangkan di sudut utara masjid terdapat sebuah ruang untuk berdoa. Adapun di bagian selatan terdapat mihrab dan serambi Sultan Barquq dan di sebelah baratnya adalah Jami an-Nisaa.
Menurut ahli Geografi Yerusalem, Masjid al-Khalil (Masjid Ibrahim) menggambarkan rumah bagi kota Herbon yang mengekspresikan bangunan warisan Nabi Muhammad Saw. Sementara nama kompleksnya diambil dari tentara salib yang awalnya merupakan Boilin hingga menjadi Castle of St Abraham di tahun 1100 M.
Pendapat lain menyatakan bahwa tanah yang dibangun untuk Masjid Khalil ini dulunya dibeli oleh Ibrahim sebagai tempat pemakaman keluarga setelah Sarah meninggal. Tempat ini disebut Gua Makhpela yang berarti gua makam ganda. Sebagian masyarakat setempat mempercayai gua tersebut sebagai gua para leluhur.
Kota Hebron terbuka bagi para tamu yang ingin berkunjung ke Masjid al-Khalil. Di sekitar Masjid terdapat banyak toko, warung, dan pendagang kaki lima yang menjajakan berbagai makanan seperti makanan dan minuman khas dan masih banyak lainnya.
Nah, sahabat wisata muslim. Demikian sekilas cerita tentang Masjid al-Khalil (Masjid Ibrahim), yang di bawahnya tersimpan makam Nabi Ibrahim dan keluarganya. Ingin berkunjung ke Palestina atau al-Aqsha? Ikuti paket wisata muslim Palestina atau wisata muslim al-Aqsha yang diselenggarakan oleh Cheria Tour & Travel.
Cheria Tour & Travel juga menyediakan Paket Umrah Plus Al-Aqsha, paket ibadah umrah yang diikuti wisata ke al-Aqsa, Palestina. Dengan paket wisata muslim Cheria Tour & Travel, wisata jadi lebih tenang dan menyenangkan.
Jangan lupa juga untuk menyaksikan video singkat kami di bawah ini ya. Selamat berwisata!
Salam Cheria Travel.
Jangan lupa juga untuk menyaksikan video singkat kami di bawah ini ya. Selamat berwisata!
Salam Cheria Travel.
0 Response to "Masjid Al-Khalil Palestina, Masjidnya Nabi Ibrahim"
Post a Comment